Monday, November 7, 2011

1 Film Siswa MAN Model Jambi Masuk Nominasi


Kota Jambi-KLA.Org-Tidak ada yang abadi di dunia ini, semua akan kembali dan dipanggil oleh Allah SWT. Itulah sepenggal pesan yang tersirat dalam sebuah filim yang berjudul Tak Ada Yang Abadi. Film tersebut berhasil menjadi pemenang dalam lomba cerita pendek yang diselenggarakan di pekan kreatif RRI beberapa hari yang lalu. Bahkan film itu menjadi perwakilan Jambi dan masuk nominasi yang akan diperlombakan di Jakarta bersaing dengan pemenang dari daerah lainnya. (08/08).
Selain kategori film cerita pendek, pihak RRI Jambi juga mengirim pemenang film kategori animasi dari SMKN 2 Kota Jambi. Dedy Purwa, sutradara film Tak Ada Yang Abadimengungkapkan, seluruh proses pembuatan film mulai dari perencanaan, penulisan naskah, hingga pengambilan gambar 
dilakukan oleh siswa MAN Model Kelas III. Dia sendiri hanya mengarahkan para siswa agar dapat membuat sebuah film berdurasi pendek.
Film tersebut dibuat oleh siswa MAN Model sebagai tugas kahir yang harus dilakukan oleh setiap kelas. Proses pembuatannya cukup lama. Rata-rata sekitar 10 bulan untuk merampungkan garapan filmnya. Karena mereka juga harus bersekolah, sehingga kegiatan shooting adegan per adegan dilakukan di hari minggu. “Prosesnya dari bulan Juli 2009 hingga Februari 2010 setelah kita mengetahui ada lomba film pendek di RRI. Usai itu kami langsung mendaftar,” kata Dedy Purwa.
Film Tak Ada Yang Abadi bercerita tentang persahabatan tiga siswa dalam satu sekolah yaitu, Roy, Romi dan seorang siswi yang memang sengaja tidak diberi nama. Siswi tersebut adalah pacar dari Roy. Mereka selalu berjalan bersama di sekolah sebagai sahabat sejati.
Namun, suatu ketika Roy menaruh curiga pada pacarnya karena sering melihatnya berjalan dengan sahabatnya Romi di sekolah. Padahal sebenarnya hubungan Romi dan pacar Rio hanya sebatas sahabat saja karena mereka berjalan bersamaan untuk menyelesaikan tugas sekolah seperti ke perpustakaan dan kelompok belajar. “Mengapa peran pacar Roy tidak diberi nama, karena kami ingin membuat penonton penasaran,“ ungkap Dedy Purwa yang juga guru bidang study Seni Budaya di MAN Model tersebut.
Setelah kejadian tersebut, hubungan Roy dan Romi tidak seperti biasanya. Akhirnya, Romi pergi ke rumah Roy untuk meminta maaf dan menjelaskan semuanya agar tidak salah paham. Namun, setelah sampai di ruma Roy, dia tersentak kaget karena Ibu Roy mengatakan bahwa Roy kecelakaan dan meninggal dunia. Romi sempat frustasi karena kehilangan sahabatnya dan tidak sempat meminta maaf atas kesalahnnya selama ini.
Setting film tersebut dilakukan di sekolah di MAN Model, kemudian di rumah siswa dan di Danau Sipin. Film tersebut digarap oleh 38 siswa MAN Model dengan peralatan yang sederhana karena lighting mengggunakan lampu biasa. Anggaran yang digunakan adalah iuran setiap siswa sejumlah Rp 50 ribu yang digunakan untuk membiayai keperluan seluruh produksi film tersebut. “Setting ending-nya di Danau Sipin sehingga tampak artistik alam yang dapat menggugah empati penonton,” lanjut Dedy Purwa.
Selain membimbing para siswa membuat film dari proses awal hingga akhir, dia juga mengajarkan manajemen film seperti di Production House (PH).
(Sumber : Tribun Jambi).

0 Sejarah MAN Model Jambi


       secara keseluruhannya pindah ke komplek perguruan ini.
Untuk diketahui bersama bahwa PGAN 6 tahun Jambi yang semula berada di komplek sekolah di Jelutung bersam SMP N 4 Jambi sejak tahun 1967-1975. adapun sejarah awal dari keberadaan PGAN Jambi adalah sebagai berikut:
  1. Pada tahun 1959/1960 PGA 4 Tahun mulai didirikan yang berlokasi di pakuan baru dipimpin oleh H. Nurdin Yusuf yang merupakan masa periode awal/ pertama hingga tahun 1965.
  2. Mulai tahun ajaran 1963/ 1964PGAN 4 Jambi kemudian dikembangkan menjadi PGAN 6 tahun Jambi yang berlokasi di pakuan baru kemudian pindah di komplek sekolah bekas sekolah cina di Jelutung Jl. Hayam Wuruk Jambi.

Berkat dari sejarah singkat PGAN 6 tahun Jambi yang kemudian tahun 1978 PGAN 6 tahun Jambi mengalami alih fungsi atau perubahan menjadi PGAN jambi selama 3 tahun setingkat SMA dan menjadi MTs N Jambi selama 3 tahun setingkat SMP yang saat itu masih dibawah pimpinan Asyari Thoha, BA (periode III) yang kemudian tahun 1983 PGAN jambi dipimpin oleh Drs. H.A. Razak Hazzal hingga tahun 1989 (periode IV).
Selama dalam perjalanan PGAN (3 tahun) Jambi telah menghasilkan tenaga guru yang cukup besar dan kemudian sebagai realisasi keputusan menteri agama RI nomor 64 tahun 1990 tanggal 25 april 1990, maka PGAN jambi yang dipimpin oleh Drs. Selamat Wasito (masa tugas 1989-1994 periode PGAN ke V dan periode I kepala MAN) dialih menjadi Madrasah Aliyah Negeri Jambi, sehingga dengan itu angka pada tahun ajaran 1990/1991 MAN Jambi merupakan tahun pertama penerimaan siswa kelas I dengan jumlah siswa-siswi yang diterima sebanyak 299 orang disamping secara bertahap penyelenggaraan program kegiatan belajar mengajar kelas II dan kelas III PGAN Jambi.
Untuk tahun ajaran 1992/1993 adalah masa berakhirnya siswa PGAN Jambi secara keseluruhannya yang berarti bahwa MAN Jambi telah memiliki kelas I, II dan III yang pada saat itu siswa berjumlah 521 orang.
Madrasah Aliyah Negeri Jambi selanjutnya mengalami perubahan diawal kepemimpinan Dr. Arfah Hap (Mulai bertugas sejak 9 September 1994 yang merupakn masa bhakti periopde II kepala MAN Jambi tahun 1994 hingga tahun 2002) dan mulai tahun ajaran 1998/1999 MAN Jambi mengalami perubahan status menjadi MAN Model Jambi berdasarkan keputusan Dirjen Bimbingan Islam Departemen Agama RI No. E.IV/ PP.00.6?Kep/17.A/1998 tanggal 20 februari 1998. perubahan status menjadi MAN Model Jambi dimaksudkan agar MAN Jmabi dipacu sebagai pusat pembelajaran, pembinaan dan dapat dijadikan contoh bagi Madrasah Aliyah lainnya dalam provinsi Jambi.
Perkembangan MAN Modle Jambi sejak awal dari PGAN 4 Tahun- PGAN 6 tahun- PGAN-MAN hingga MAN Model Jambi beserta kepalanya.
1.            Nama Madrasah
-          1960-1964                            : PGAN 4 TAHUN JAMBI
-          1965-1978                            : PGAN 6 TAHUN JAMBI
-          1978-1990                            : PGAN JAMBI
-          1990-1998                            : MAN JAMBI
-          1998-SEKARANG                         : MAN MODEL JAMBI
2.      Nama Kepala
-1960-1965                                 : H. Nurdin Yusuf-PGAN 4/6 tahun
-1966-1967                                 : A. Saud Situmeang, BA- PGAN 6 tahun
-1967-1983                                 : Asyari Thoha, BA- PGAN 6 tahun / PGAN
-1983-1989                                 : Drs. H.A Razak Hazul- PGAN
-1989-1994                                 : Drs. Sleamat Wasito- PGAN
-1994-2002                                 : Drs. H.M Arfah Hap- MAN/ MAN Model
-2003-2007                                 : Drs. Luqman Hakim- MAN Model Jambi
-2007-2009                                 :Drs. M. Damiri- MAN Model Jambi
-2009-sekarang                           :Drs. H. Sulaiman- MAN Model Jambi

0 Tukang Parkir Teladan

Tukang Parkir Teladan

malem itu, saya kepengen banget makan capcay. mana habis ujan gitu kan, sedap bener kalo makan yang anget-anget dan agak berkuah. tadinya saya mau beli yang di deket rumah aja, males jauh-jauh. tapi, kemudian saya inget ada janji mau ke kosan temen di daerah Gejayan, trus chatting-chatting sama si temen, dia ngajakin makan bareng (dia kepengen capcay juga. ngidam sekarang menular ya? :)) ) ya sudah saya iyain aja.
maka, meluncurlah saya dan si teman ke warung makan kecil yang katanya Moslem Chinese Food di sekitaran jalan Magelang. eh apa AM Sangaji ya itu, eh bukan, Jl. Monjali, yah yang itu deh. yang sekitaran mi Pasar Baru (hahahah, ketauan buta jalan). jauh bener yak sampe ke sana dari Gejayan. katanya temen saya itu sih, capcaynya enak, dimasak bareng nasinya juga, jadi bumbu capcaynya nyampur =p~
nyampe sana, langsung disambut sama tukang parkir yang super ramah! baru mau parkir dia bilang gini:
motornya jangan dikunci setang, ya mba. tenang aja, ga diapa-apain kok. monggo, mumpung masih sepi mba, ntar ngantri loh.
hahahah, edan ramah bener. biasanya tukang parkir itu paling cuman bilang gini: ‘jangan dikunci setang, mba!‘ dengan nada super judes berasa saya berdosa banget kalo saya ngunci setang si motor. dalem ati: ‘yeeee, biasa aja deh. motor gue juga kale
kelar makan (mantafff. nunggunya ampe sejam lebih! gara-gara ada yang pesen buat dibawa pulang berplastik-plastik banyak bener (annoyed) ), eh bapak tukang parkirnya baik banget.
arah mana mba pulangnya? (sambil bantu ngeluarin motor saya dari area parkir)
sebentar, sebentar. rame banget ini, mba. sabar, ya mba (sambil niup periwitan)
(ga lama kemudian) nah, udah sepi. monggo, mba.
trus saya kasih seribuan ke bapaknya.
matur nuwun, mba. ati-ati, pelan-pelan aja. jalannya licin. semoga selamat sampai tujuan. mampir lagi ya, mba.
W-O-W. baru nemu tukang parkir yang kayak gini! udahlah melakukan tugasnya dengan baik, bantuin saya pas parkir sama mau pulang, ramah lagi!
sambil jalan balik ke kosannya temen saya itu, terjadilah percakapan berikut:
teman: gila, coba semua tukang parkir kayak gitu ye
saya: sumpah, cel. yang kayak tadi mah, kasih 2 ribu juga gue rela banget deh. ramah banget!
teman: iya, kebanyakan tukang parkir, udahlah kerjanya ga becus, males-malesan. dikasih gopek, dia protes. males banget. salut, salut deh buat tuh bapak. gue doain, karirnya dalam perpakiran sukses!
saya: iya, keep the good work, pak! hahahah.
ternyata masih ada tukang parkir yang ramah dan menghargai pelanggannya. semoga bisa jadi contoh buat tukang-tukang parkir lainnya :D