HBA : Saya Sudah Usul ke Pusat Dibangun Jalan Beton
JAMBI
- Ini kabar baik bagi warga Jambi. Pada tahun 2012 ini, dana yang
dikucurkan pemerintah pusat lewat APBN untuk infrastruktur jalan dan
pembangunan jembatan di Jambi mencapai Rp 1,4 triliun. Dari total itu,
jalan nasional Kerinci - Jambi mendapat kucuran Rp 100 miliar.
Anggota Komisi V Bidang Pekerjaan Umum (PU) DPR RI, H
Bakrie menjelaskan, dana tersebut akan membiayai peningkatan jalan
nasional di Jambi, sepanjang 936 kilometer (KM)
yang mengalami
kerusakan. Di antaranya, dari Kerinci-Jambi dan jalan lintas sumatera
yang menghubungkan Kota Jambi menuju Batanghari, Tebo hingga ke
Kabupaten Bungo.
“Untuk jalan Kerinci, ada tiga
titik lokasi, yakni dari Sungai Manau hingga Kerinci yang akan
diperbaiki. Kemudian ada beberapa di Kota Sungaipenuh. Selebihnya untuk
jalan lintas sumatera,” kata anggota DPR asal Jambi ini ketika dihubungi
via ponsel, kemarin (5/3). “Total dana Rp 1,4 triliun itu selain
dikucurkan untuk perbaikan, juga untuk pemeliharaan dan peningkatan
jalan-jalan nasional serta jembatan yang ada di Jambi,” imbuhnya.
Menurut
politisi PAN ini, anggaran tersebut sudah disahkan oleh pemerintah dan
tinggal menunggu proses tender. Dia mengatakan, paling lama medio April
proyek perbaikan infrastruktur jalan nasional di Jambi sudah mulai
dikerjakan. “Sekarang masih tahap proses tender. Kita sudah sepakat
dengan menteri PU, paling lama April, proyek sudah berjalan,” ujarnya.
Pembangunan
infrastruktur jalan, kata Bakrie, menjadi salah satu program skala
prioritas untuk memacu pertumbuhan ekonomi di daerah. Karena itu, dia
berharap tingginya kucuran dana itu dapat dimaksimalkan sebaik mungkin.
Maksudnya, pemda harus tegas terhadap angkutan yang lewat agar tidak
melebih tonase.
“Tertibkan angkutan, utamanya
batu bara. Tiada gunanya jalan diperbaiki, kalau angkutan yang lewat
selalu melebih tonase dan merusak jalan,” keluhnya.
Bakrie
mengatakan, Jambi masih termasuk daerah tertinggal dari 33 provinsi di
tanah air. Hendaknya, ketertinggalan ini memotivasi diri untuk bangkit
dari ketertinggalan, meskipun harus “mengemis” ke pemerintah pusat untuk
mendapatkan anggaran. “Saya tidak mau dibilang DPR nggak bekerja. Ini
merupakan usaha kita yang maksimal. Makanya, penggunaan jalan memang
harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai, beberapa bulan
diperbaiki, jalan sudah rusak,” timpalnya.
Sementara
itu, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Jambi Gusrizal, mendesak Gubernur
Jambi turut andil mengawasi pelaksanaan proyek tersebut (dana APBN) agar
tidak terjadi kebocoran. Terutama untuk jalan Kerinci yang menelan dana
Rp 100 miliar. Menurutnya, tingginya anggaran jalan Kerinci tidak akan
ada apa-apanya jika pengerjaannya asal-asalan.
“Selama
ini, hasil pengerjaan perbaikan jalan nasional selalu buruk. Kita tak
ingin kejadian seperti itu berulang. Untuk apa diperbaiki, tapi dalam
hitungan bulan sudah rusak,” katanya.
“Sebagai
putra daerah, tentunya kita harus punya tanggung jawab. Gubernur harus
melobi ke pusat agar pelaksana proyek adalah kontraktor yang
profesional, bukan asal,” imbuhnya.
Dia
berharap, pengerjaan itu dilakukan oleh kontraktor yang punya kualitas.
Dia pun meminta gubernur melobi Menteri PU agar BUMD diberi peluang ikut
tender. “Kalau bisa BUMN atau BUMD yang punya nama,” harapnya.
Menanggapi
usulan tersebut, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA) mengatakan,
pemda tak punya kewenangan untuk mengatur dana yang dikucurkan lewat
APBN. Sebab, pengerjaan proyek yang dibiayai APBN sudah ada tim (dari
pusat) yang mengaturnya.
“Termasuk tendernya,
tim dari pusat yang menanganinya, kita hanya bisa mengawasi,” katanya
saat berkunjung ke ruang redaksi Jambi Independent, di Gedung Graha Pena
Jambi, Jalan Jenderal Sudirman, Thehok, tadi malam (5/3).
Kendati
demikian, kata HBA, andaikan BUMD ingin masuk dan terlibat dalam proyek
tersebut tidak jadi masalah. Bahkan dia mendukung penuh. “Masalahnya
tim lelang sudah ada. Semua kontraktor bisa ikut. Ya... kita tidak bisa
memaksa, siapa yang diterima untuk melakukan proyek,” jelasnya.
HBA
menegaskan, dia akan mengawasi secara ketat pengerjaan proyek jalan
yang dibiayai APBN tersebut. Terkait jalan nasional yang sering rusak,
mantan Bupati Sarolangun ini mengatakan, dia sudah mengusulkan ke
menteri PU agar pembangunan jalan nasional di Jambi menggunakan tipe
beton, bukan lagi tipe C.
“Jadi, saya sudah
menyarankan ke pak menteri PU, saya maunya semua jalan nasional di Jambi
dibangun menggunakan beton, seperti di Jawa semua,” ungkapnya.
Menurut
data dari Dinas PU Provinsi Jambi, panjang ruas jalan yang berstatus
jalan nasional dan jalan provinsi adalah sepanjang 2.416,99 km. Panjang
jalan provinsi adalah 1.480,51 km, dalam kondisi baik sebesar 27,27 %,
sedang 30,38%, rusak ringan 23,49%, dan rusak berat 18,86%.
Sedangkan
ruas jalan nasional, dari 936,480 km yang ada di Provinsi Jambi hanya
33,42 % yang berada dalam kondisi baik. Sisanya 49,36% dalam kondisi
sedang, 11,96 %, rusak ringan dan 5,26 % rusak berat.
Memperhatikan
tren prosentase kerusakan jalan, menurut Gusrizal, prosentase yang
berada dalam kondisi baik terus menurun. Menurutnya, ini berimplikasi
pada terhambatnya distribusi produk-produk Jambi ke pasar wilayah maupun
regional.
“Kondisi tersebut disebabkan oleh
moda transportasi darat merupakan moda utama atau satu-satunya yang
digunakan di Provinsi Jambi. Selanjutnya meningkatnya prosentase jalan
dalam kondisi rusak salah satunya, karena seimbangnya kemampuan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menangani kerusakan jalan
dengan laju kerusakan jalan,” jelasnya.
Lebih
lanjut dikatakan, penanganan jalan dan jembatan merupakan komponen
termahal dalam penanganan infrastruktur wilayah di Jambi. Apalagi proyek
tersebut membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
Selain
keterbatasan anggaran, kata dia, permasalahan utama lainnya adalah
kurangnya sarana prasarana, kondisi lapangan (topografi), keadaan iklim,
usia dan kapasitas konstruksi. “Lalu, kurang efisiennya penanganan
kerusakan jalan pada ruas-ruas jalan fungsional milik provinsi akibat
laju tingkat kerusakan yang disebabkan oleh overload-nya kapasitas
konstruksi dibanding muatan dan laju harian rerata (LHR) pada hampir
seluruh ruas jalan di Provinsi Jambi,” pungkasnya.
0 komentar:
Post a Comment