Saturday, March 12, 2011

0 BEGITU MULIA NYA SI TUKANG PARKIR






Saudara kita yang satu ini dapat dengan mudah kita jumpai di setiap sudut kota. Seragam kuning yang khas selalu melekat ketika ia menjalankan tugas. Pasti anda tahu betul dengan profesi yang satu ini. Tukang parkir, ia bertugas menjaga kendaraan, baik motor, mobil bahkan sepeda.
Coba perhatikan sikap tukang parkir! Ketika di lahan parkirnya begitu banyak mobil mewah atau motor keluaran terbaru, ia tidak sombong. Ia jaga kendaraan itu sebaik mungkin. Begitu juga ketika mobil mewah dan motor itu satu-persatu pergi, ia tidak kecewa ataupun bersedih. Ia tetap memasang senyum lebar di bibirnya.

Mengapa demikian?
Si tukang parkir sadar betul bahwa ia hanya bertugas menjaga dan merawat dengan sebaik-baiknya. Ia tidak merasa memiliki mobil atau motor tersebut karena memang bukan miliknya. Ia yakin suatu saat nanti mobil atau motor tersebut diambil kembali oleh pemiliknya.
Demikian juga harta benda, jabatan dan semua yang ada pada diri kita saat ini adalah titipan dari Allah. Suatu saat Allah pasti mengambilnya. Bersikaplah layaknya tukang parkir atas kendaraan-kendaraan parkiran.
Mobil, rumah, jabatan, harta, anak merupakan titipan Allah. Mengapa kita harus sombong?
Jika saat ini Allah memberi harta lebih, jabatan tinggi, mobil yang mewah pada dasarnya Allah sedang memberi amanah kepada kita untuk menjaganya sebaik mungkin.
Kita harusnya sadar bahwa suatu saat nanti semua itu akan lenyap meninggalkan kita atau malah kita yang meninggalkannya karena menghadap Sang Pencipta. Pantaskah kita sombong?
Ketika meninggal nanti tidak satupun harta yang kita miliki atau jabatan yang kita duduki akan menemani kita. Bahkan suami, anak dan saudara-saudara kitapun tak mungkin ikut dengan kita.
Pakaian yang kita pakaipun hanya selembar kain kafan. Bantal yang dulu empuk sekarang diganti dengan bantalan tanah. Hanya amal ibadah yang menemani kita. Menerangi kubur dari gelap gulita.
Wahai saudara-saudara, carilah dunia seakan-akan kau hidup selamanya dan beribadahlah kepada Allah seakan-akan besok engkau tiada.

0 komentar: